Menjelajah Borneo: Pengalaman Berharga Bagas dan Rekan-rekan dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Halo sahabat HI UNISRI...

Perkenalkan saya Aditia Bagas Kurniawan, biasa dipanggil Adit atau Bagas. Salah satu mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi angkatan 2021 dan saat ini saya berada di tahun ketiga atau semester enam. Puji syukur kali ini saya berkesempatan mengikuti salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka di salah satu kampus di bumi Borneo tepatnya di kota Pontianak atau biasa disebut sebagai kota Khatulistiwa tepatnya di Universitas Tanjungpura. Di sini saya akan sedikit berbagi pengalaman sebagai mahasiswa perantauan di pulau orang.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diharapkan menjadikan dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan wawasan kebangsaan dan semangat persatuan akan keberagaman yang ada di Indonesia baik itu suku, ras, agama, budaya, dan lain-lainnya. Serta memperdalam dan memperluas pengetahuan akademis maupun non-akademis di luar wilayah kampus asal. Universitas Slamet Riyadi dalam mewujudkan harapan dan tujuan tersebut berhasil menjadi salah satu penerima hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka tahun 2023 sebagai program kompetisi terbuka dengan sistem seleksi berkelompok yang diperuntukan untuk Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Pada bulan Agustus 2023 merupakan momen penting karena sebelas mahasiswa/i Universitas Slamet Riyadi yang berasal dari tiga program studi yaitu Hubungan Internasional, Hukum dan Akutansi tiba di bumi Borneo, tepatnya di kota Pontianak atau kota Khatulistiwa,. Ini merupakan pertama kalinya bagi mahasiswa/i Universitas Slamet Riyadi mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Tanjungpura. Selama 4-5 bulan (1 semester) mengikuti pembelajaran akademis maupun non-akademis.


Bagi mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka PKKM tidak mudah untuk beradaptasi di lingkungan yang baru, di mana secara sosial budaya seperti bahasa, makanan, lingkungan dan lain-lain yang berbeda menjadi tantangan tersendiri. Di mana kota Pontianak yang di kenal sebagai kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa (garis lintang nol atau garis equator). Menjalani hari-hari di perantauan membuat saya lebih mengerti betapa luas dan beragamnya negara tercinta kita ini. Melalui Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang saya ikuti ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan cerita yang bisa di bawa pulang. Karena berada di bumi Borneo tepatnya di Kota Pontianak atau Kota Khatulistiwa merupakan pengalaman pertama saya menginjakan kaki di bumi Borneo. Berada di sana telah membuat saya semakin berpikir dewasa, karena masyarakat, teman-teman baik itu di dalam maupun di luar kampus yang baik dan ramah yang selalu berusaha membantu saya meskipun kita berbeda suku, agama, budaya dan bahasa itu semua tidak menjadi penghalang bagi kami untuk saling bahu membahu.

Selama 4-5 bulan (1 semester) di kota orang bertemu dengan orang-orang baru dan merasakan hal-hal baru serta kearifan lokal merupakan sebagian pengalaman berharga yang saya dapatkan. Belajar saling menghargai dan toleransi akan perbedaan dan keberagaman menjadi pembelajaran yang sangat berharga. Melalui program ini tentunya saya tidak hanya belajar hal-hal baru tetapi kita juga mendapatkan teman-teman baru dari berbagai wilayah dan berbagai latar belakang. Saya juga tidak sendiri, saya ditemani oleh dua mahasiswa HI UNISRI lainnya yaitu Fauzi Aji Wardhana dan Muhamad Ardika, yang juga mendapatkan banyak pengalaman berharga di kota Khatulistiwa. Jadi untuk sahabat-sahabat HI UNISRI, cobalah untuk keluar dan mengikuti program ini, karena program ini begitu banyak memberikan kita begitu banyak pengalaman dan momen-momen yang tidak terlupakan. Cobalah kalian selagi masih ada kesempatan, karena kesempatan tidak datang kedua kalinya.

#Bertukar Sementara Bermakna Selamanya

0 Komentar